Stimulasi Sistem Vestibular Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di TK Labschool

Setiap anak memiliki cara belajar dan berkembang yang unik. Di TK Labschool, keberagaman ini menjadi bagian penting dari dinamika pembelajaran. Ada anak yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mudah fokus, dan aktif mengikuti kegiatan. Namun, ada pula anak yang membutuhkan dukungan tambahan untuk mengatur perhatian, emosi, serta koordinasi tubuh.

Anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti ADD (Attention Deficit Disorder), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan Autisme/ASD (Autism Spectrum Disorder) sering menghadapi tantangan dalam memproses rangsangan sensorik dari lingkungan. Akibatnya, mereka bisa tampak sulit fokus, mudah terdistraksi, terlalu aktif, atau justru menarik diri dari interaksi sosial.

Dalam konteks inilah, PVT (Penyelarasan Vestibular dan Taktil) hadir sebagai salah satu pendekatan berbasis sensorimotor dan integrasi sensorik yang membantu anak-anak mengoptimalkan fungsi tubuhnya. PVT merupakan bentuk stimulasi yang menargetkan dua sistem utama dalam tubuh manusia, yaitu sistem vestibular yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan orientasi tubuh serta sistem taktil, yaitu indra peraba yang bekerja melalui kulit. Kedua sistem ini memiliki peran penting dalam membantu anak mengenali posisi tubuhnya, menenangkan diri, serta memproses pengalaman sensorik dengan cara yang lebih seimbang dan adaptif.

Peran Sistem vestibular terletak di bagian dalam telinga dan berfungsi menjaga keseimbangan, mengatur posisi kepala terhadap gravitasi, serta mengoordinasikan gerakan mata dan tubuh. Ketika sistem ini tidak berfungsi optimal, anak dapat kehilangan keseimbangan, tampak gelisah, atau justru enggan melakukan aktivitas fisik seperti berputar, melompat, atau berlari. Di sisi lain,Peran sistem taktil bekerja melalui kulit sebagai organ sensorik terbesar pada manusia. Melalui sistem ini, anak belajar mengenali sentuhan, tekanan, suhu, dan tekstur yang menjadi dasar untuk mengembangkan kesadaran tubuh (body awareness) dan rasa aman terhadap sentuhan. Ketidakseimbangan sistem taktil dapat menyebabkan anak menjadi terlalu sensitif (hipersensitif) atau kurang responsif (hiposensitif) terhadap rangsangan. Beberapa anak mungkin menolak sentuhan, tidak nyaman memakai pakaian tertentu, atau enggan bermain dengan bahan kotor seperti pasir dan cat. Sementara yang lain justru mencari sensasi keras, misalnya menabrak benda atau melompat berulang-ulang.

Ketika kedua sistem ini tidak bekerja secara seimbang, anak akan mengalami kesulitan dalam bergerak, berinteraksi, dan mengatur emosi. Oleh karena itu, kegiatan PVT dirancang untuk menstimulasi dan menyelaraskan fungsi kedua sistem sensorik ini, agar anak dapat belajar dan beradaptasi dengan lebih baik di lingkungan sosial maupun akademik. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa stimulasi vestibular dan taktil memberikan dampak mereka yang memiliki gangguan pemrosesan sensorik. Sebuah penelitian di Iran oleh Rezaei et al. (2018) menemukan bahwa kombinasi stimulasi vestibular dan taktil secara signifikan mengurangi gangguan perilaku pada anak autis usia 3–13 tahun yang mengalami defisiensi pemrosesan sensorik. Penelitian ini membuktikan bahwa latihan terarah pada dua sistem sensorik tersebut dapat menyeimbangkan sistem saraf anak dan mengurangi perilaku maladaptif seperti menarik diri atau mencari sensasi ekstrem.

Selanjutnya, Rahimi-Golkhandan et al. (2024) dalam jurnal Frontiers in Psychology melaporkan bahwa terapi integrasi sensorik yang juga menjadi dasar pendekatan PVT, terlihat efektif dalam meningkatkan kemampuan motorik, regulasi emosi, dan fokus anak dengan ASD dan ADHD. Hasil ini memperkuat dasar ilmiah bahwa stimulasi sensorik, termasuk vestibular dan taktil, memiliki dampak nyata terhadap kesiapan belajar dan perilaku adaptif anak. Penelitian lain oleh Zhao et al. (2025) di Scientific Reports (Nature) menunjukkan bahwa pelatihan berbasis integrasi sensorik dalam bentuk olahraga terstruktur selama 12 minggu meningkatkan keterampilan motorik dan kemampuan sosial anak autis secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa stimulasi sensorik yang dikombinasikan dengan aktivitas fisik tidak hanya berpengaruh pada kemampuan tubuh, tetapi juga membantu perkembangan sosial dan emosional anak.

Sementara itu, studi Singh et al. (2022) dalam Journal of Neuroscience in Rural Practice menemukan bahwa anak dengan ADHD memiliki gangguan signifikan pada sistem vestibular dan taktil, yang menjelaskan kesulitan mereka dalam menjaga fokus, mengontrol impuls, dan mengelola gerakan tubuh. Dari berbagai hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa PVT sejalan dengan prinsip ilmiah terapi integrasi sensorik dan memiliki dasar empiris yang kuat dalam membantu anak dengan gangguan atensi, hiperaktivitas, maupun autisme untuk mengembangkan kemampuan adaptasi dan regulasi diri.

PVT bukan sekadar aktivitas fisik seperti berayun, meluncur, atau bermain pasir. Lebih dari itu, PVT adalah latihan bagi otak untuk menata ulang jalur sensorik, agar mampu menafsirkan rangsangan dengan tepat dan proporsional. Melalui kegiatan yang menyenangkan dan terstruktur, anak belajar membedakan mana sensasi yang penting dan mana yang dapat diabaikan. Proses ini dikenal sebagai modulasi sensorik. Modulasi inilah yang menjadi dasar kemampuan anak dalam mengatur emosi, fokus, dan perilaku. Aktivitas sederhana seperti berayun di ayunan, meluncur di perosotan, atau meremas bola tekstur membantu menenangkan sistem saraf pusat, meningkatkan koordinasi, dan memperkuat kesadaran tubuh. Anak menjadi lebih tenang, lebih fokus di kelas, tidak mudah panik, dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

agi anak dengan ADD atau ADHD, latihan yang menstimulasi sistem vestibular membantu mereka menjaga keseimbangan tubuh dan mengendalikan perilaku impulsif.
Sedangkan bagi anak dengan Autisme (ASD), stimulasi taktil melalui aktivitas seperti bermain bahan bertekstur atau terapi brushing membuat mereka lebih terbiasa dan nyaman terhadap sentuhan. Kemampuan ini menjadi dasar penting dalam membangun rasa percaya diri dan memperkuat kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Di TK Labschool, penerapan kegiatan berbasis PVT dilakukan melalui permainan sensorimotor yang menyenangkan dan aman. Beberapa bentuk aktivitas yang digunakan antara lain:

  • Aktivitas vestibular, seperti bermain ayunan, trampolin, atau berjalan di atas papan keseimbangan.
  • Aktivitas taktil, seperti bermain pasir, slime, atau menggunakan berbagai bahan dengan tekstur berbeda.

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya menstimulasi kemampuan motorik kasar dan halus, tetapi juga menyiapkan sistem saraf anak agar lebih tenang, fokus, dan siap belajar. Dengan pendekatan seperti ini, guru dapat mengelola kelas inklusif dengan lebih efektif, karena anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat belajar, bermain, dan berinteraksi bersama teman sebaya tanpa merasa terasing. Penerapan PVT di TK Labschool tidak berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dengan berbagai program pengembangan lain seperti Program Practical Life, Program Sensory Motor, Program Healty Morning, dan Program Swimming Sensory. Seluruh program ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mengoptimalkan fungsi sensorik dan kesiapan belajar anak melalui pengalaman langsung, aktivitas fisik, serta interaksi sosial yang positif dan bermakna.

Dapat disimpulkan PVT merupakan pendekatan berbasis sensorimotor dan integrasi sensorik yang membantu anak menyeimbangkan sistem tubuh, meningkatkan fokus, serta mengembangkan kemampuan adaptasi. Berbagai penelitian empiris menunjukkan bahwa stimulasi vestibular dan taktil efektif dalam meningkatkan perhatian, regulasi emosi, serta perilaku sosial anak dengan ADD, ADHD, dan Autisme. Melalui Penerapan kegiatan PVT di TK Labschool tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan fisik anak, tetapi juga berperan penting dalam menstimulasi fungsi kognitif, regulasi emosi, serta kemampuan sosial mereka. Dengan dukungan guru yang memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan sensorik anak, TK Labschool menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, seimbang, dan menyenangkan, sehingga setiap anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Tentang Kami

KB-TK Labschool UNJ adalah lembaga pendidikan anak usia dini di bawah naungan Universitas Negeri Jakarta yang berkomitmen memberikan layanan pendidikan berkualitas. Dengan mengusung pendekatan pembelajaran holistik, kreatif, dan berpusat pada anak.

Recent Post

Archives

Kontak Kami

KB-TK Labschool UNJ adalah lembaga pendidikan anak usia dini di bawah naungan Universitas Negeri Jakarta yang berkomitmen memberikan layanan pendidikan berkualitas. Dengan mengusung pendekatan pembelajaran holistik, kreatif, dan berpusat pada anak.

Kontak

Alamat

Jl. Pemuda Kompleks UNJ Rawamangun Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220

Telepon

021 – 4757376

Email

kbtklabschool@gmail.com

Scroll to Top